Meditatio :
'Kami dapat', jawab Yakobus bersama Yohanes, saudaranya. Mereka sanggup akan tawaran yang diberikan Yesus kepada mereka: 'dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?'. Walau tak dipungkiri, permintaan Yesus amatlah berat, tetapi mereka sanggup dan mereka siap sedia, sebagaimana permintaan mereka sendiri melalui sang ibu yang meminta, katanya: 'berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu'. Yakobus dan Yohanes memang mempunyai selera pemberani.
Apakah jawaban kedua murid ini juga menyadari sungguh seperti yang dikatakan Paulus dalam surat kedua kepada umat di Korintus, yakni bahwasannya 'maut itu giat di dalam diri kami. Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: "Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata", maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata'. Apakah keberanian kedua murid itu sama seperti yang dikatakan oleh Paulus (bab 4)? Namun tak dapat disangkal, sekali lagi Yakobus dan Yohanes adalah orang-orang pemberani.
'Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya', tegas Yesus. Kemurahan hati Tuhan tidak dapat kita tarik-tarik sesuai dengan kemauan kita. Ke limpahan berkat Allah tidak dapat ditentukan oleh kebaikan dan jasa baik yang dapat kita buat. Cawan harus tetap kita minum, karena memang itulah hidup, yang berarti harus siap menghadapi tantangan.
'Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu', tegas Yesus. mengikuti Yesus tidak bisa disamakan dengan mengikuti sebuah organisasi atau pemerintahan, walau tak dapat disangkal kita harus hidup dalam komunitas-komunitas. Kasih harus di atas segala-galanya. Kasih harus menjadi kunci penyelesaian, walau tidak boleh ditafsirkan untuk menggampangkan masalah. Kasih harus dikedepankan, 'sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang'. Hidup Yesus harus menjadi patron kehidupan bagi setiap orang yang mengikutiNya.
'Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa'. Pernyataan Paulus ini benar-benar menegaskan apa yang dikatakan Yesus tadi, bahwasannya cawan kehidupan akan tetap diminum oleh setiap orang; malahan Paulus menegaskan agar kita tetap bertahan dalam aneka tantangan dan godaan. Sebaliknya, Paulus menyatakan 'kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami'. Keberanian seperti Paulus ini akan mendatangkan rahmat da berkat, yakni kebangkitan dan kemuliaan Allah.
Komentar
Posting Komentar
Anda dapat juga mengirim email ke mas6un@gmail.com